BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sosiologi itu sendiri begitu banyak batasan yang telah dibuat oleh para sosiolog dan sangat bervariasi. Tetapi pada
hakikatnya sosiologi adalah
kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat,
lembaga-lembaga, dan proses sosial yang terdapat dalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari
lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat, maka akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungnya,
bagaimana mereka bersosialisasi, dan bagaimana mereka menempatkan diri di tempatnya
masing-masing dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang
mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
Dengan demikian, secara eksplisit dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang kajian ilmu yang menpelajari keterkaitan antara bahasa dengan penggunaan bahasa di dalam masyarakat.
Pada awal abad ke-20, De Saussure telah menyebutkan bahwa bahasa adalah salah satu lembaga
kemasyarakatan, yang sama dengan lembaga kemasyarakatan yang lain, seperti
perkawinan, pewarisan harta peninggalan, dan sebagainya. Ke mudian pada
pertengahan abad ini seorang pakar di bidang bahasa merasa perlu adanya perhatian yang lebih terhadap
dimensi kemasyarakatan bahasa. Mengapa? Karena ternyata dimensi kemasyarakatan
bukan hanya memberi “makna” kepada bahasa. Tetapi juga menyebabkan
terjadinya ragam-ragam bahasa. Lalu, dilihat dari sudut lain, ragam-ragam
bahasa ini bukan hanya dapat menunjukan adanya perbedaan sosial dalam
masyarakat, tetapi juga memberi indikasi mengenai situasi berbahasa, dan
mencerminkan tujuan, topik, kaidah, dan modus-modus bahasa.[1]
B. Rumusan Masalah
1.
Definisi
Sosial.
2.
Definisi
Linguistik.
3.
Definisi
Sosiolinguistik.
4.
Hubungan
antara Sosial dan Bahasa
C. Tujuan Penulisan
1.
Memahami
peran bahasa dalam masyarakat
2.
Memahami
hubungan antara bahasa dan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sosial
Menurut Lena Dominelli social merupakan bagian
yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman
atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya. Sedangkan Philip dan Ednan mengatakan bawa social
adalah sifat
dasar dari setiap individu manusia dan cara tentang bagaimana para individu saling
berhubungan. Kemudian kata
social berubah menjadi sosiologi, karena mencoba mengkaji tentang gejala-gejala
dalam masyarakat.
Maka, secara
etimologis, sosiologi berasal dari bahasa latin dan yunani.
Bahasa latin "socius" yang berati teman, kawan, atau masyarakat.
Bahasa yunani "logos" yang memiliki arti ilmu pengetahuan.
berdasarkan uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sosiologi dapat dimaknai sebagi ilmu yang mengkaji atau mempelajari tentang masyarakat.
Bahasa latin "socius" yang berati teman, kawan, atau masyarakat.
Bahasa yunani "logos" yang memiliki arti ilmu pengetahuan.
berdasarkan uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sosiologi dapat dimaknai sebagi ilmu yang mengkaji atau mempelajari tentang masyarakat.
Selain pengertian sosiologi secara etimologis,
para ahli ilmu sosial juga mendefinisikan pengertian dari sosiologi, antara
lain:
1.
Roucek and Warren, mengemukakan
bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam
kelompok-kelompok.
2.
William F. Ogburn dan Meyer F.
Nimkoff, berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap
interaksi dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
3.
J.A.A. van Dorn dan C.J. Lamers,
berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur
dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
4.
Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi, menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
5.
Auguste Comte, berpendapat bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai
naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya (gregariousness).
6.
Emile Durkheim, menyebutkan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial.
7.
Max Weber, menyebutkan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
8.
Paul B. Horton, menyebutkan
sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan
produk kehidupan kelompok tersebut.
9.
Soerjono Soekanto, sosiologi adalah
ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum
dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
10.
William Kornblum, menyebutkan
sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku
sosial anggotanya dan membagi masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai
kelompok dan kondisi.
Meskipun banyak definisi tentang sosiologi
yang dikemukakan para ahli, namun secara garis besar definisi tersebut memiliki
beberapa kesamaan dalam tujuan pembahasan sosiologi, yaitu membahas aspek:[2]
1. Kehidupan
masyarakat.
2. Perkembangan
masyarakat dengan segala aspeknya.
3. Hubungan antar
manusia.
Istilah
sosiologi bahasa banyak digunakan orang yang menganggap hal itu sama, tapi
banyak pula yang menganggapnya berbeda. Ada yang mengatakan digunakannya
istilah sosiolinguistik karena penelitiannya dilihat dari aspek linguistik, sedangkan sosiologi bahasa digunakan kalau penelitian itu dilihat dari
aspek sosiologi. Menurut J. A Fishman seorang pakar linguistik besar yang dalam kajian sosiolinguistik mengatakan kajian sosiolingistik lebih bersifat
kualitatif, sedangkan kajian sosiologi bahasa
bersifat kuantitatif. Jadi sosiolingustik berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi
pola-pola pemakaian bahasa diale dalam usaha tertentu.[3]
Bahasa
memiliki peran penting bagi
kehidupan manusia yang kiranya
tidak perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Tetapi bahasa juga diperlukan untuk menjalankan segala aktivitas
hidup manusia. Seperti penyuluhan, penelitian, pemberitaan bahkan untuk
menyampaikan pikiran, pandangan serta perasaan. Denagn bahasa manusia mampu
mengkomunikasikan segala hal. Bahasa mungkin bukan satu-satunya alat komunikasi
manusia, selain juga dikenal isyarat, aneka simbol kode, bunyi, semua itu akan
bermakna setelah diterjemahkan ke dalam bahasa manusia.[4]
Bahasa memiliki peran yang sangat esensial
dalam konteks logika dan berilmu. Ia sangat membantu, namun secara bersamaan
juga dapat sangat mencelakakan, yaitu jika penggunaannya tidak tepat. Kegiatan
berilmu akan mati bila terjadi kekeliruan penerapan bahasa di antara para
penggiatnya. Ini karena bahasa bagi manusia merupakan pernyataan pikiran atau
perasaan yang paling komunikatif. Gerak tubuh dan mimik muka dapat
menginformasikan sesuatu, namun sangat terbatas penerapannya.
Bahasa juga penting dalam pembentukan
penalaran ilmiah, karena penalaran ilmiah mempelajari bagaimana caranya
menyusun uraian yang tepat dan sesuai dengan pembuktian-pembuktian secara benar
dan jelas. Untuk kelompok tertentu, agar komunikasi di antara mereka lebih
efisien dan efektif, mereka menciptakan bahasa tersendiri. Mereka menciptakan
dan menyepakati kata-kata, baik kata yang diambil dari kata-kata yang sudah ada
dalam kehidupan sehari-hari, atau secara sengaja membuat kata-kata yang baru
sama sekali.[5]
Dan adapun kegunaan dari pada sosiologi itu
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk Pembangunan
2.
Untuk Penelitian
B.
Definisi
Linguistik
Linguistik
merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan
bahasa sebagail objek kajiannya; juga sebagaimana dikatakan oleh Martinet bahwa
linguistik adalah telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.[6]
Asal kata
linguistik itu sepadan dengan linguistic
dalam bahasa Inggris; linguistique
dalam bahasa Prancis; linguistiek
dalam bahasa Belanda yang diturunkan dari bahasa latin lingua atau bahasa.
Dalam bahasa-bahsa yang berasala dari bahasa latin, terdapat beberapa kata yang
serupa dengan lingua, yakni:
1.
Lingua; bahasa Italia
2.
Lengue; bahasa Spanyol
3.
Langue dan langage; bahasa Prancis.
Dari sini dapat diketahui bahwa, bahasa
Prancis menggunakan dua istilah dengan makna yang berbeda, yakni; langue (bahasa tertentu) dan langage (bahasa secara umum). Tapi juga
terdapat istilah lain yaitu parole
(bahasa dalam wujud nyata atau bahasa ujaran).[7]
C.
Pengertian
Sosiolinguistik
Sosiolinguistik
merupakan salah satu cabang disiplin ilmu linguistik umum; atau linguistik
general. Dan sosiolinguistik mempelajari tentang hubungan
bahasa dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat. Sosiolingistik juga
lazim didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi
bahasa serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa
itu di dalam suatu masyarakat bahasa.
Fishman dalam Chaer dan Agustina mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah kajian tentang
ciri khas variasi bahasa, fungsi variasi bahasa, dan pengunaan bahasa karena
ketiga unsur ini berinteraksi dalam dan saling mengubah satu sama lain dalam
satu masyarakat tutur, identitas sosial dari penutur, lingkungan sosial tempat
peristiwa tutur terjadi serta tingkatan variasi dan ragam linguistik.
Berdasarkan teori Platt berpendapat bahwa dimensi identitas social
merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa di dalam masyarakat yang
multilingual, dimensi ini mencakup kesukaran, umur, jenis kelamin, tingkat dan
sarana pendidikan dan latar sosial ekonomi. Sedangkan Nababan (1994:2)
mengatakan bahwa pengkajian-pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan
disebut sosiolinguistik. Sosiolinguistik memfokuskan penelitian pada variasi
ujaran dan mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti
korelasi antara faktor- faktor sosial itu dengan variasi bahasa.
Berdasarkan pengertian menurut para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang erat
kaitannya dengan sosiologi, hubungan antara bahasa dengan faktor- faktor sosial
di dalam suatu masyarakat tutur serta mengkaji tentang ragam dan variasi
bahasa.
Selanjutnya ada tujuh dimensi yang merupakan penelitian
sosiolinguistik yaitu:
1.
Identitas
sosial dari penutur,
2.
Identitas
sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi,
3.
Lingkungan
sosial tempat peristiwa tutur terjadi
4.
Analisis
sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial,
5.
Penilaian
sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran,
6.
Tingkatan
variasi dan ragam linguistik,
7.
Penerapan
praktis dari penelitian sosiolinguistik.
1.
Ruang Lingkup Sosiolinguistik
Apa yang telah diperoleh pada abad ke-19,
sebagai hasil dari pekerjaan dan pengamatan yang begitu lama :berpuluh tahun,
kini menjadi dasar bagi ilmu fonetik dan filologi, dan dengan dominasi ini,
membawa de Sasussure pada pencarian orientasi baru, orientasi yang membuahkan
hasil yang bernilai tinggi. Dengan begitu sekarang kita tahu lebih banyak
tentang alm bahasa daripada ratusan tahun lampau; satu perolehan yang tidak
dapat begitu saja ditolak.
Kebanyakan ahli sosiolinguistik menganggap
dirinya sebagai ahli bahasa, dengan tujuan beruasaha mencari hubungan regular
antara linguistik dan struktur sosial, dan lebih dari itu mereka menganggap
perannya penting dalam mempermasalahkan beberapa asumsi linguistik yang dapat
membuat deskripsi tentang bahasa secara lebih memuaskan dan lebih lengkap.
Memang dengan besarnya minat terhadap pariasi bahasa, ahli sosiolinguistik
dapat menganggap dirinya sebagai pewaris ahli dialektologi, dan karena usahanya
dalam mengembangkan deskripsi linguistik keluar lingkup kalimat belaka, ia bisa
menjadi pelopor yang menghidupkan kembalitradisi retorikyang kuno yang kini
bersama-sama dengan grammer membentuk dua cabang linguistik utama. Jika
demikian, kita dapat membedakan cara kerja ahli sosiolinguistik dengan ahli
dialektologi.[8]
2.
Hubungan antara Sosial dan Bahasa
Manusia merupakan mahluk sosial, manusia membutuhkan bahasa guna
melakukan interaksi, bekerja sama, dan menjalin kontak sosial di dalam masyarakat.
Dalam melakukan hal tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat komunikasi yang
berupa bahasa. Bahasa memungkinkan manusia membentuk kelompok sosial, sebagai
pemenuhan kebutuhannya untuk hidup bersama. Dalam kelompok sosial tersebut
manusia terikat secara individu. Keterikatan individu-individu dalam kelompok
ini sebagai identitas diri dalam kelompok tersebut. Setiap individu adalah
anggota dari kelompok social tertentu yang tunduk pada seperangkat aturan yang
disepakati dalam kelompok tersebut. Salah satu aturan yang terdapat di dalamnya
adalah seperangkat aturan bahasa.
Bahasa dalam lingkungan sosial masyarakat satu dengan yang lainnya
berbeda. Adanya kelompok-kelompok sosial tersebut menyebabkan bahasa yang
dipergunakan beragam. Keragaman bahasa ini timbul sebagai akibat dari kebutuhan
penutur yang memilih bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi konteks
sosialnya. Oleh karena itu, ragam bahasa timbul bukan karena kaidah-kaidah
kebahasaan, melainkan disebabkan oleh kaidah-kaidah sosial yang beraneka ragam.
Dalam ragam bahasa setidaknya terdapat tiga hal, yaitu pola-pola bahasa yang sama,
pola-pola bahasa yang dapat dianalis secara deskriptif, dan pola-pola yang
dibatasi oleh makna tersebut dipergunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi.
ragam bahasa juga dapat dilihat dari enam segi, yaitu tempat, waktu, pengguna,
situasi, dialek yang dihubungkan dengan sapaan, status, dan penggunaan ragam
bahasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat bahasa. Hubungan antara sosial dan bahasa sangat erat
kaitannya. Yangt mana sosial mencoba menjelaskan tentang bagaimana masyarakat
itu sendiri. Kemudian bahasa berperan ganda dalam masyarakat. Menjadi ciri
ataupun identitas bagi masyarakat itu sendiri.
Manusia merupakan
mahluk sosial, manusia membutuhkan bahasa guna melakukan interaksi, bekerja
sama, dan menjalin kontak sosial di dalam masyarakat. Dalam melakukan hal
tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat komunikasi yang berupa bahasa. Bahasa
memungkinkan manusia membentuk kelompok sosial, sebagai pemenuhan kebutuhannya
untuk hidup bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Syukur Ibrahim, Abd: 1995; Sosiolinguistik,Usaha Nasional. Surabaya
I Dewa Putu
Wijaya & Muhammad Rohmadi: 2006; Sosiolinguistik Kajia Teori
dan Analisis, Pustaka
Pelajar.
Yogyakarta.
Chaer,
Abdul: 2007; Linguistik umum, Rineka
Cipta. Jakarta.
Abdul Chaer &
Leonie Agustina: 2004;
Sosiolinguistik
Perkenalan Awal, Rineka Cipta . Jakarta.
[1] Abdul Chaer & Leonie Agustina, Sosiolinguistik
Perkenalan Awal, Jakarta, Rineka Cipta, 2004, hal. 2
[4] I Dewa Putu Wijaya & Muhammad Rohmadi,
Sosiolinguistik Kajia Teori dan Analisis, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2006,
hal. v
[6].
Abdul Chaer, Linguistik
umum; Jakarta; Rineka Cipta: 2007. Hal. 2
[7].
Ibid., Hal. 4
[8] Abd, Syukur Ibrahim, Sosiolinguistik, Surabaya.
Usaha Nasional. 1995, hal 39-40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar