Senin, 04 Maret 2013

definisi sosiologi bahasa



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Sosiologi itu sendiri begitu banyak batasan yang telah dibuat oleh para sosiolog dan sangat bervariasi. Tetapi pada hakikatnya sosiologi adalah kajian yang objektif  dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat, lembaga-lembaga, dan proses sosial yang terdapat dalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat, maka akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungnya, bagaimana mereka bersosialisasi, dan bagaimana mereka menempatkan diri di tempatnya masing-masing dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
 Dengan demikian, secara eksplisit dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang kajian ilmu yang menpelajari keterkaitan antara bahasa dengan penggunaan bahasa di dalam masyarakat.
Pada awal abad ke-20, De Saussure telah menyebutkan bahwa bahasa adalah salah satu lembaga kemasyarakatan, yang sama dengan lembaga kemasyarakatan yang lain, seperti perkawinan, pewarisan harta peninggalan, dan sebagainya. Ke mudian pada pertengahan abad ini seorang pakar di bidang bahasa merasa perlu adanya perhatian yang lebih terhadap dimensi kemasyarakatan bahasa. Mengapa? Karena ternyata dimensi kemasyarakatan bukan hanya memberi “makna” kepada bahasa. Tetapi juga menyebabkan terjadinya ragam-ragam bahasa. Lalu, dilihat dari sudut lain, ragam-ragam bahasa ini bukan hanya dapat menunjukan adanya perbedaan sosial dalam masyarakat, tetapi juga memberi indikasi mengenai situasi berbahasa, dan mencerminkan tujuan, topik, kaidah, dan modus-modus bahasa.[1]


B.       Rumusan Masalah
1.      Definisi Sosial.
2.      Definisi Linguistik.
3.      Definisi Sosiolinguistik.
4.      Hubungan antara Sosial dan Bahasa
C.      Tujuan Penulisan
1.      Memahami peran bahasa dalam masyarakat
2.      Memahami hubungan antara bahasa dan masyarakat
















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Definisi Sosial
Menurut Lena Dominelli social merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya. Sedangkan Philip dan Ednan mengatakan bawa social adalah sifat dasar dari setiap individu manusia dan cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Kemudian kata social berubah menjadi sosiologi, karena mencoba mengkaji tentang gejala-gejala dalam masyarakat.
Maka, secara etimologis, sosiologi berasal dari bahasa latin dan yunani.
Bahasa latin "socius" yang berati teman, kawan, atau masyarakat.
Bahasa yunani "logos" yang memiliki arti ilmu pengetahuan.
berdasarkan uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sosiologi dapat dimaknai sebagi ilmu yang mengkaji atau mempelajari tentang masyarakat.
Selain pengertian sosiologi secara etimologis, para ahli ilmu sosial juga mendefinisikan pengertian dari sosiologi, antara lain:
1.         Roucek and Warren, mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok.
2.         William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
3.         J.A.A. van Dorn dan C.J. Lamers, berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
4.         Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
5.         Auguste Comte, berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya (gregariousness).
6.         Emile Durkheim, menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial.
7.         Max Weber, menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
8.         Paul B. Horton, menyebutkan sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
9.         Soerjono Soekanto, sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
10.     William Kornblum, menyebutkan sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan membagi masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
Meskipun banyak definisi tentang sosiologi yang dikemukakan para ahli, namun secara garis besar definisi tersebut memiliki beberapa kesamaan dalam tujuan pembahasan sosiologi, yaitu membahas aspek:[2]
1.     Kehidupan masyarakat.
2.     Perkembangan masyarakat dengan segala aspeknya.
3.     Hubungan antar manusia.
Istilah sosiologi bahasa banyak digunakan orang yang menganggap hal itu sama, tapi banyak pula yang menganggapnya berbeda. Ada yang mengatakan digunakannya istilah sosiolinguistik karena penelitiannya dilihat dari aspek linguistik, sedangkan sosiologi bahasa digunakan kalau penelitian itu dilihat dari aspek sosiologi. Menurut J. A Fishman seorang  pakar linguistik besar yang dalam kajian sosiolinguistik mengatakan kajian sosiolingistik lebih bersifat kualitatif, sedangkan kajian sosiologi bahasa bersifat kuantitatif. Jadi sosiolingustik berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa diale dalam usaha tertentu.[3]
Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia yang kiranya tidak perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi bahasa juga diperlukan untuk menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penyuluhan, penelitian, pemberitaan bahkan untuk menyampaikan pikiran, pandangan serta perasaan. Denagn bahasa manusia mampu mengkomunikasikan segala hal. Bahasa mungkin bukan satu-satunya alat komunikasi manusia, selain juga dikenal isyarat, aneka simbol kode, bunyi, semua itu akan bermakna setelah diterjemahkan ke dalam bahasa manusia.[4]
Bahasa memiliki peran yang sangat esensial dalam konteks logika dan berilmu. Ia sangat membantu, namun secara bersamaan juga dapat sangat mencelakakan, yaitu jika penggunaannya tidak tepat. Kegiatan berilmu akan mati bila terjadi kekeliruan penerapan bahasa di antara para penggiatnya. Ini karena bahasa bagi manusia merupakan pernyataan pikiran atau perasaan yang paling komunikatif. Gerak tubuh dan mimik muka dapat menginformasikan sesuatu, namun sangat terbatas penerapannya.
Bahasa juga penting dalam pembentukan penalaran ilmiah, karena penalaran ilmiah mempelajari bagaimana caranya menyusun uraian yang tepat dan sesuai dengan pembuktian-pembuktian secara benar dan jelas. Untuk kelompok tertentu, agar komunikasi di antara mereka lebih efisien dan efektif, mereka menciptakan bahasa tersendiri. Mereka menciptakan dan menyepakati kata-kata, baik kata yang diambil dari kata-kata yang sudah ada dalam kehidupan sehari-hari, atau secara sengaja membuat kata-kata yang baru sama sekali.[5]
Dan adapun kegunaan dari pada sosiologi itu adalah sebagai berikut:
1.         Untuk Pembangunan
2.         Untuk Penelitian
B.       Definisi Linguistik
Linguistik merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagail objek kajiannya; juga sebagaimana dikatakan oleh Martinet bahwa linguistik adalah telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.[6]
Asal kata linguistik itu sepadan dengan linguistic dalam bahasa Inggris; linguistique dalam bahasa Prancis; linguistiek dalam bahasa Belanda yang diturunkan dari bahasa latin lingua atau bahasa. Dalam bahasa-bahsa yang berasala dari bahasa latin, terdapat beberapa kata yang serupa dengan lingua, yakni:
1.         Lingua; bahasa Italia
2.         Lengue; bahasa Spanyol
3.         Langue dan langage; bahasa Prancis.
Dari sini dapat diketahui bahwa, bahasa Prancis menggunakan dua istilah dengan makna yang berbeda, yakni; langue (bahasa tertentu) dan langage (bahasa secara umum). Tapi juga terdapat istilah lain yaitu parole (bahasa dalam wujud nyata atau bahasa ujaran).[7]
C.      Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan salah satu cabang disiplin ilmu linguistik umum; atau linguistik general. Dan sosiolinguistik mempelajari tentang hubungan bahasa dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat. Sosiolingistik juga lazim didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa.
Fishman dalam Chaer dan Agustina mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi variasi bahasa, dan pengunaan bahasa karena ketiga unsur ini berinteraksi dalam dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur, identitas sosial dari penutur, lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi serta tingkatan variasi dan ragam linguistik.
Berdasarkan teori Platt berpendapat bahwa dimensi identitas social merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa di dalam masyarakat yang multilingual, dimensi ini mencakup kesukaran, umur, jenis kelamin, tingkat dan sarana pendidikan dan latar sosial ekonomi. Sedangkan Nababan (1994:2) mengatakan bahwa pengkajian-pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan disebut sosiolinguistik. Sosiolinguistik memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dan mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor- faktor sosial itu dengan variasi bahasa.
Berdasarkan pengertian menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang erat kaitannya dengan sosiologi, hubungan antara bahasa dengan faktor- faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur serta mengkaji tentang ragam dan variasi bahasa.
Selanjutnya ada tujuh dimensi yang merupakan penelitian sosiolinguistik yaitu:
1.         Identitas sosial dari penutur,
2.         Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi,
3.         Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi
4.         Analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial,
5.         Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran,
6.         Tingkatan variasi dan ragam linguistik,
7.         Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.



1.        Ruang Lingkup Sosiolinguistik
Apa yang telah diperoleh pada abad ke-19, sebagai hasil dari pekerjaan dan pengamatan yang begitu lama :berpuluh tahun, kini menjadi dasar bagi ilmu fonetik dan filologi, dan dengan dominasi ini, membawa de Sasussure pada pencarian orientasi baru, orientasi yang membuahkan hasil yang bernilai tinggi. Dengan begitu sekarang kita tahu lebih banyak tentang alm bahasa daripada ratusan tahun lampau; satu perolehan yang tidak dapat begitu saja ditolak.
Kebanyakan ahli sosiolinguistik menganggap dirinya sebagai ahli bahasa, dengan tujuan beruasaha mencari hubungan regular antara linguistik dan struktur sosial, dan lebih dari itu mereka menganggap perannya penting dalam mempermasalahkan beberapa asumsi linguistik yang dapat membuat deskripsi tentang bahasa secara lebih memuaskan dan lebih lengkap. Memang dengan besarnya minat terhadap pariasi bahasa, ahli sosiolinguistik dapat menganggap dirinya sebagai pewaris ahli dialektologi, dan karena usahanya dalam mengembangkan deskripsi linguistik keluar lingkup kalimat belaka, ia bisa menjadi pelopor yang menghidupkan kembalitradisi retorikyang kuno yang kini bersama-sama dengan grammer membentuk dua cabang linguistik utama. Jika demikian, kita dapat membedakan cara kerja ahli sosiolinguistik dengan ahli dialektologi.[8]
2.        Hubungan antara Sosial dan Bahasa
Manusia merupakan mahluk sosial, manusia membutuhkan bahasa guna melakukan interaksi, bekerja sama, dan menjalin kontak sosial di dalam masyarakat. Dalam melakukan hal tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat komunikasi yang berupa bahasa. Bahasa memungkinkan manusia membentuk kelompok sosial, sebagai pemenuhan kebutuhannya untuk hidup bersama. Dalam kelompok sosial tersebut manusia terikat secara individu. Keterikatan individu-individu dalam kelompok ini sebagai identitas diri dalam kelompok tersebut. Setiap individu adalah anggota dari kelompok social tertentu yang tunduk pada seperangkat aturan yang disepakati dalam kelompok tersebut. Salah satu aturan yang terdapat di dalamnya adalah seperangkat aturan bahasa.
Bahasa dalam lingkungan sosial masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda. Adanya kelompok-kelompok sosial tersebut menyebabkan bahasa yang dipergunakan beragam. Keragaman bahasa ini timbul sebagai akibat dari kebutuhan penutur yang memilih bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi konteks sosialnya. Oleh karena itu, ragam bahasa timbul bukan karena kaidah-kaidah kebahasaan, melainkan disebabkan oleh kaidah-kaidah sosial yang beraneka ragam. Dalam ragam bahasa setidaknya terdapat tiga hal, yaitu pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa yang dapat dianalis secara deskriptif, dan pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut dipergunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi. ragam bahasa juga dapat dilihat dari enam segi, yaitu tempat, waktu, pengguna, situasi, dialek yang dihubungkan dengan sapaan, status, dan penggunaan ragam bahasa.











BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat bahasa. Hubungan antara sosial dan bahasa sangat erat kaitannya. Yangt mana sosial mencoba menjelaskan tentang bagaimana masyarakat itu sendiri. Kemudian bahasa berperan ganda dalam masyarakat. Menjadi ciri ataupun identitas bagi masyarakat itu sendiri.
Manusia merupakan mahluk sosial, manusia membutuhkan bahasa guna melakukan interaksi, bekerja sama, dan menjalin kontak sosial di dalam masyarakat. Dalam melakukan hal tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat komunikasi yang berupa bahasa. Bahasa memungkinkan manusia membentuk kelompok sosial, sebagai pemenuhan kebutuhannya untuk hidup bersama.
















DAFTAR PUSTAKA

Syukur Ibrahim, Abd: 1995; Sosiolinguistik,Usaha Nasional. Surabaya
I Dewa Putu Wijaya & Muhammad Rohmadi: 2006; Sosiolinguistik Kajia Teori dan Analisis, Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Chaer, Abdul: 2007; Linguistik umum, Rineka Cipta. Jakarta.
Abdul Chaer & Leonie Agustina: 2004;  Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Rineka Cipta . Jakarta.




[1] Abdul Chaer & Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta, Rineka Cipta, 2004, hal. 2
[4] I Dewa Putu Wijaya & Muhammad Rohmadi, Sosiolinguistik Kajia Teori dan Analisis, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2006, hal. v
[6]. Abdul Chaer, Linguistik umum; Jakarta; Rineka Cipta: 2007. Hal. 2
[7]. Ibid., Hal. 4
[8] Abd, Syukur Ibrahim, Sosiolinguistik, Surabaya. Usaha Nasional. 1995, hal 39-40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar