Senin, 15 April 2013

objek kajian sastra



Objek kajian dalam kesusastraan sebenarnya begitu komprehensif.  Selama manusia itu memerlukan sastra, selama itu pula terbuka peluang bagi siapapun untuk melakukan penelitian terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan keberadaan sastra. beberapa fator yang menyebabkan keadaan tersebut yaitu :
§  Pertama, penelitian sastra meliputi cakupan yang begitu komprehensif. Dilihat dari rentang pembagian batas waktunya, penelitian sastra dapat mencakupi penelitian terhadap sastra tradisional sastra lisan dan naskah-naskah lama maupun sastra modern.
§  Kedua, penelitian sastra berhadapan dengan sejumlah karya berlimpah. Dilihat dari ragamnya, penelitian sastra dapat dilakukan terhadap ragam puisi, prosa_novel dan cerpen_ drama, dan esai kritik.
§  Ketiga, penelitian sastra berurusan dengan berbagai masalah yang tidak pernah selesai, mengingat sastra selalu berada dalam ketegangan antara konvensi dan inovasi. Dilihat dari objek kajiannya, penelitian sastra dapat menumpukan diri pada masalah teks sastra yang sejak zaman entah kapan selalu lahir dan terus lahir, tanpa pernah mati. Kalaupun nyaris mati, ia justru dihidupkan oleh penelitian itu sendiri.
§  Keempat, penelitian sastra dapat dilakukan dengan kesengajaan memasalahkan apa pun yang berhubungan dengan perjalanan dan perkembangan sastra. Dilihat dari kelahiran dan perjalanannya, penelitian sastra dapat mengkhususkan diri pada sebuah karya atau sejumlah karya yang dilahirkan dalam kurun waktu tertentu. Peneliti boleh memusatkan perhatiannya hanya pada satu karya, tetapi boleh juga menempatkannya dalam rentang waktu sejarah perjalanannya. Dalam hal itu, peneliti menempatkan salah satu karya sastra dalam konteks sejarahnya.
§  Kelima, penelitian sastra dapat dilakukan dengan menempatkan teks dalam konteksnya. Dilihat dari sistem sastra, penelitian sastra dapat berorientasi pada keberadaan pengarang sebagai penghasil karya, teks sastra sebagai produk budaya, penerbit─termasuk media massa─sebagai pihak atau lembaga yang memungkinkan karya itu lahir dan menyebar, pembaca sebagai penikmat dan pemberi makna, serta pembaca kritis atau kritikus sebagai pihak yang dianggap mempunyai pengetahuan dan kompetensi dalam bidang sastra dengan berbagai aspeknya.[1]


[1] Renne Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan,terjemahan oleh Melani Budianta,(Jakarta:Gramedia, 1989), hal. 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar