Senin, 21 Januari 2013

Sebab Terjadinya Perang Salib



Sebab Terjadinya Perang Salib
            Terjadinya perang salib (1096-1291) karena sebagai reaksi dunia Kristen di Eropa terhadap dunia Islam di Asia, yang sejak tahun 632 M., dianggap sebagai pihak “penyerang”, bukan saja di Siria dan Asia Kecil, tetapi juga di Spanyol dan Sisilia. Disebit “Perang Salib”, karena ekspedisi militer Kristen mempergunakan salib sebagai simbol pemersatu untuk menunjukkan bahwa peperangan yang mereka lakukan adalah perang suci dan bertujuan untuk membebaskan kota suci Baitulmakdis (Yerusalem)dari tangan orang-orang Islam.
            Berlangsungnya perang salib disebabkan karena permintaan Kaisar Alexius Connenus pada tahun 1095 kepada Paus Urbanus II. Kaisar Bizantium meminta bantuan dari Romawi karena daerah-daerah yang tersebar sampai ke pesisir Laut Marmora “dibinasakan” oleh Bani Saljuk. Bahkan, kota Konstatinopel diancamnya pulu Yunanidengan Romawi yang telah terpecah tahun 1009-1054).
            Paus Urban menyampaikan pidato pada 26 November 1095 di Clermont yang menyulut perang salib, bagian Tenggara Perancisdan memerintahkan orang-orang Kristen agar “Memasuki lingkungan Makam Suci, merebutnya dari orang-orang jahat yang menyerahkannya kembali kepada mereka”. Mungkin inilah pidato yang paling berpengaruh yang pernah disampaikan oleh Paus sepanjang catatan sejarah. Orang-orang yang hadir di sana meneriakkan slogan Deus Vult (Tuhan Menghendaki) sambil mengacung-acungkan tangan. Pada musim semi 1097, 150.000 manusia, sebagian besar orang Franka, Norman, dan sebagian lagi rakyat biasa menyambut seruan untuk berkumpul di Konstatinopel. Pada saat itulah genderang Perang Salib –disebut begitu karena salib dijadikan lencana- pertama ditabuh.
            Faktor lain yang menyebabkan terjadinya perang salib adalah faktor sosial ekonomi. Para pedagang besar yang berada di pantai timur Laut Tengah, terutama yang berada di kota Venezia, Ganoa, dan Pisa, berambisi untuk menguasai sejumlah kota dagang di sepanjang pantai timur dan selatan Laut Tengah untuk memperluas jaringan perdagangan mereka. Untuk itu, mereka rela menanggung sebagian dana Perang Salib dengan maksud menjadikan kawasan itu sebagai pusat perdagangan mereka bila Kristen Eropa memperoleh kemenangan.
            Bagi orang-orang Kristen juga merupakan jaminan untuk masuk surga sabab mati dalam Perang Salib, menurut mereka, adalah mati sebagai pahlawan agama dan langsung masuk surga walaupun mempunyai dosa-dosa pada masa lalunya. [1]
           


[1] Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. (Bandung : PustakaSetia. 2008), hal. 171-172

Tidak ada komentar:

Posting Komentar